Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan
Masa Orientasi Mahasiswa di LP3i Depok. Mungkin saja, jarang ditemukan
pada perguruan tinggi lain menyangkut kegiatan rutin tahunan setiap
menyambut kedatangan mahasiswa baru, bahkan ada di beberapa perguruan
tinggi lainnya yang sudah menghilangkan tradisi ini, ada juga yang
masih sangat kental dengan tradisi tersebut. Di Lp3i Depok, kegiatan
disini namanya Pengenalan Sistem Pendidikan lingkungan (PSPL).
Kegiatan
PSPL LP3i Depok yang diadakan 20-21 September 2010, berbeda dengan
Ospek yang dilaksanakan perguruan tinggi pada umumnya. Jauh sebelum
hari H acara tersebut para mahasiswa baru (MABA) sudah disibukkan
dengan berbagai macam acara baik acara tersebut dari pihak panitia
PSPL maupun manajemen LP3i, tujuannya agar pada saat ospek atau
perkuliahan dimulai para mahasiswa baru sudah saling mengenal
teman-temannya satu sama lain juga para senior maupun elemen-elemen
dalam LP3i, semua kegiatannya dibuat have fun sehingga tidak ada kata
boaring. Di sini, peserta tidak diminta menggunakan atribut yang biasa
digunakan dalam ospek. Seperti, mengenakan ikat rambut unik, kaos kaki
beda warna, maupun atribut ganjil pada umumnya. Hanya saja panitia
memiliki peraturan tersendiri untuk para mahasiswa baru. “Peraturan
yang kami buat mulai dari pakaian sampai atribut yang sewajarnya itu
merupakan proses pengenalan LP3i itu sendiri, akan tetapi disamping itu
tetap ada nilai bagi mahasiswa baru yaitu disiplin dan taat
peraturan. PSPL membentuk mahasiswa baru lebih siap untuk
mempersiapkan diri dalam hal kepemimpinan dan peduli terhadap alam
(Global warming),” tutur Firmansyah, ketua PSPL LP3i Depok.
Himpunan
Mahasiswa (HIMA) LP3i Depok, kata firman, dalam PSPL ini lebih
mengedepankan sikap yang rapih, taat peraturan dan disiplin. Panitia
tidak mempraktekkan tindak kekerasan fisik yang biasa terjadi pada
ospek, karena yang perlu kita ketahui, bahwa dalam menanamkan sikap
disiplin, taat peraturan, dsb dapat dilakukan dengan cara ketegasan
bukan dengan kekerasan. Sebaliknya, acara ini dikemas semacam kegiatan
training dan seminar. Peserta lebih banyak menerima materi tentang
bagaimana proses kuliah, pemberian motivasi, pengetahuan organisasi,
kepemimpinan, perkenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dsb.
Selain
itu, untuk meningkatkan rasa jiwa sosial dan pengabdian masyarakat,
setiap peserta diwajibkan membawa minimal satu buku fiksi atau non
fiksi. Buku-buku tersebut, sesudah terkumpul akan disumbanngkan ke
sebuah yayasan sekolah yang kebetulan berada disekitar wilayah depok,
maupun masyarakat yang membutuhkan. Ini bertujuan agar mahasiswa
terbiasa untuk memberi, bukan meminta bantuan.
HIMA LP3i
Depok ingin mengubah pandangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya
mengenai kegiatan pengenalan mahasiswa baru yang cenderung menakutkan
dan senioritas tinggi. Atau bahkan sering mengandung tindak kekerasan.
“Di LP3i Depok, tidak menjunjung senioritas, hanya bahasa panggilan
saja,” tambahnya. “LP3i Depok ingin menciptakan pemuda-pemudi atau
kader-kader yang berprofesional bukan untuk menjadi kenteng pasar,”
tutur Aditiyas, ketua HIMA LP3i Depok.
Para panitia ingin
membuat mahasiswa baru tidak takut senior, tapi harus menghormati
senior dan elemen-elemen yang terdapat di dalam LP3i Depok. Jika rasa
saling menghormati ini terdapat dalam lingkungan pendidikan, alangkah
indahnya suasana yang akan terjadi.
Dalam kegiatan PSPL ini,
peserta lebih banyak berinteraksi aktif kegiatan diskusi dengan
civitas academika. Sebagai mahasiswa, mereka harus mampu berpikir
kreatif, visioner, berjiwa sosial, memiliki jiwa kepemimpinan, serta
rasa cinta Tanah Air tinggi. Diharapkan mahasiswa menjadi penerus
bangsa, menjadi pribadi unggul dalam segala bidang.
Untuk
mencapai hal tersebut, dibutuhkan proses pembelajaran dalam berbagai
aspek. Tidak hanya dicapai melalui proses perkuliahan ataupun kegiatan
akademik, tetapi juga dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan
nonakademik. Kebanyakan mahasiswa sekarang cenderung sangat studi
oriented. Tidak mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa dengan alasan
ingin mendapat nilai baik dan cepat lulus, padahal dalam kegiatan
mahasiswa tersebut dapat membentuk kepribadian dan karakter pada diri
kita, bagaimana caranya berinteraksi dengan teman-teman yang lainnya,
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, dsb.
Kenyataan
di LP3i Depok, mahasiswa yang berprestasi adalah mereka yang tidak
hanya kuliah saja. Namun, juga mengikuti organisasi. Jangan berfikir sukses untuk diri sendiri. Berfikirlah sukses untuk membahagiakan orang banyak. “Jangan
menjadi mahasiswa ‘kupu-kupu’ (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi,
jadilah mahasiswa ‘kura-kura’ (kuliah rapat kuliah rapat) tetapi rapat
yang sesuai prosedur, yang penting loyal, partisipasi, aksi.” tegas
Aditiyas.
Mahasiswa adalah pemuda. Dalam setiap kebangkitan
peradaban dimanapun di dunia ini, pemudalah rahasianya. Seperti
pendapat yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna, “Iman, ikhlas, semangat
dan amal, merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Karena
sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar
keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan
yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan kuat. Itu semua tidak
terdapat kecuali pada diri pemuda.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar