Rabu, 25 Juli 2012

Kegiatan PSPL mahasiswa lp3i Depok

 
Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Masa Orientasi Mahasiswa di LP3i Depok. Mungkin saja, jarang ditemukan pada perguruan tinggi lain menyangkut kegiatan rutin tahunan setiap menyambut kedatangan mahasiswa baru, bahkan ada di beberapa perguruan tinggi lainnya yang sudah menghilangkan tradisi ini, ada juga yang masih sangat kental dengan tradisi tersebut. Di Lp3i Depok, kegiatan disini namanya Pengenalan Sistem Pendidikan lingkungan (PSPL).
Kegiatan PSPL LP3i Depok yang diadakan 20-21 September 2010, berbeda dengan Ospek yang dilaksanakan perguruan tinggi pada umumnya. Jauh sebelum hari H acara tersebut para mahasiswa baru (MABA) sudah disibukkan dengan berbagai macam acara baik acara tersebut dari pihak panitia PSPL maupun manajemen LP3i, tujuannya agar pada saat ospek atau perkuliahan dimulai para mahasiswa baru sudah saling mengenal teman-temannya satu sama lain juga para senior maupun elemen-elemen dalam LP3i, semua kegiatannya dibuat have fun sehingga tidak ada kata boaring. Di sini, peserta tidak diminta menggunakan atribut yang biasa digunakan dalam ospek. Seperti, mengenakan ikat rambut unik, kaos kaki beda warna, maupun atribut ganjil pada umumnya. Hanya saja panitia memiliki peraturan tersendiri untuk para mahasiswa baru. “Peraturan yang kami buat mulai dari pakaian sampai atribut yang sewajarnya itu merupakan proses pengenalan LP3i itu sendiri, akan tetapi disamping itu tetap ada nilai bagi mahasiswa baru yaitu disiplin dan taat peraturan. PSPL membentuk mahasiswa baru lebih siap untuk mempersiapkan diri dalam hal kepemimpinan dan peduli terhadap alam (Global warming),” tutur Firmansyah, ketua PSPL LP3i Depok.
Himpunan Mahasiswa (HIMA) LP3i Depok, kata firman, dalam PSPL ini lebih mengedepankan sikap yang rapih, taat peraturan dan disiplin. Panitia tidak mempraktekkan tindak kekerasan fisik yang biasa terjadi pada ospek, karena yang perlu kita ketahui, bahwa dalam menanamkan sikap disiplin, taat peraturan, dsb dapat dilakukan dengan cara ketegasan bukan dengan kekerasan. Sebaliknya, acara ini dikemas semacam kegiatan training dan seminar. Peserta lebih banyak menerima materi tentang bagaimana proses kuliah, pemberian motivasi, pengetahuan organisasi, kepemimpinan, perkenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dsb.
Selain itu, untuk meningkatkan rasa jiwa sosial dan pengabdian masyarakat, setiap peserta diwajibkan membawa minimal satu buku fiksi atau non fiksi. Buku-buku tersebut, sesudah terkumpul akan disumbanngkan ke sebuah yayasan sekolah yang kebetulan berada disekitar wilayah depok, maupun masyarakat yang membutuhkan. Ini bertujuan agar mahasiswa terbiasa untuk memberi, bukan meminta bantuan.
HIMA LP3i Depok ingin mengubah pandangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mengenai kegiatan pengenalan mahasiswa baru yang cenderung menakutkan dan senioritas tinggi. Atau bahkan sering mengandung tindak kekerasan. “Di LP3i Depok, tidak menjunjung senioritas, hanya bahasa panggilan saja,” tambahnya. “LP3i Depok ingin menciptakan pemuda-pemudi atau kader-kader yang berprofesional bukan untuk menjadi kenteng pasar,” tutur Aditiyas, ketua HIMA LP3i Depok.
Para panitia ingin membuat mahasiswa baru tidak takut senior, tapi harus menghormati senior dan elemen-elemen yang terdapat di dalam LP3i Depok. Jika rasa saling menghormati ini terdapat dalam lingkungan pendidikan, alangkah indahnya suasana yang akan terjadi.
Dalam kegiatan PSPL ini, peserta lebih banyak berinteraksi aktif kegiatan diskusi dengan civitas academika. Sebagai mahasiswa, mereka harus mampu berpikir kreatif, visioner, berjiwa sosial, memiliki jiwa kepemimpinan, serta rasa cinta Tanah Air tinggi. Diharapkan mahasiswa menjadi penerus bangsa, menjadi pribadi unggul dalam segala bidang.
Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan proses pembelajaran dalam berbagai aspek. Tidak hanya dicapai melalui proses perkuliahan ataupun kegiatan akademik, tetapi juga dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan nonakademik. Kebanyakan mahasiswa sekarang cenderung sangat studi oriented. Tidak mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa dengan alasan ingin mendapat nilai baik dan cepat lulus, padahal dalam kegiatan mahasiswa tersebut dapat membentuk kepribadian dan karakter pada diri kita, bagaimana caranya berinteraksi dengan teman-teman yang lainnya, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, dsb.
Kenyataan di LP3i Depok, mahasiswa yang berprestasi adalah mereka yang tidak hanya kuliah saja. Namun, juga mengikuti organisasi. Jangan berfikir sukses untuk diri sendiri. Berfikirlah sukses untuk membahagiakan orang banyak. “Jangan menjadi mahasiswa ‘kupu-kupu’ (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi, jadilah mahasiswa ‘kura-kura’ (kuliah rapat kuliah rapat) tetapi rapat yang sesuai prosedur, yang penting loyal, partisipasi, aksi.” tegas Aditiyas.
Mahasiswa adalah pemuda. Dalam setiap kebangkitan peradaban dimanapun di dunia ini, pemudalah rahasianya. Seperti pendapat yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna, “Iman, ikhlas, semangat dan amal, merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar