Kamis, 26 Juli 2012

WUJUDKAN SEKOLAH GRATIS, BUKAN PENDIDIKAN GRATIS

Depok - Penggunaan istilah pendidikan gratis tidak tepat digunakan dalam konteks pendidikan yang sebenarnya. Karena pendidikan mengandung makna yang luas dan terjadi di berbagai ruang dan waktu, sehingga tidak mungkin semua pendidikan tersebut tidak membutuhkan biaya, atau digratiskan. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi Papua, James Modouw, dalam jumpa pers yang digelar saat Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2012 di Bojongsari, Depok, pada Selasa siang, (28/02).
James mengatakan, filosofi pendidikan terjadi dalam tiga ruang. Pertama adalah pendidikan formal, di mana pendidikan diterima di sekolah. Kedua adalah pendidikan nonformal, melalui lembaga-lembaga pelatihan yang memberikan sertifikasi kepada pesertanya. Ketiga adalah pendidikan informal, di mana yang berperan adalah keluarga, masyarakat, lembaga adat, pemerintahan, dan media. Atas dasar filosofi tersebut lah maka pendidikan gratis bukan kebijakan dan istilah yang tepat untuk digunakan.
"Kalau kita ingin pendidikan gratis, berarti biaya pendidikan informal dalam keluarga, juga harus dibebankan kepada pemerintah," ujar James, mengingat luasnya ruang lingkup pendidikan dan banyaknya pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh juga pernah mengatakan hal serupa dalam beberapa kesempatan, yaitu bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. "Urusan pendidikan ini sangat banyak. Tidak mungkin semuanya bisa diselesaikan oleh kementerian saja, butuh bantuan pihak lain," ujarnya. Karena itu, tutur James Modouw, istilah yang tepat adalah sekolah gratis, bukan pendidikan gratis.
Untuk mencapai sekolah gratis bagi masyarakat Indonesia, Kemdikbud memberlakukan wajib belajar sembilan tahun, di mana dalam pendidikan dasar (SD dan SMP), peserta didik tidak dibebankan biaya pendidikan. Kemdikbud juga memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang meliputi biaya investasi dan biaya operasional sekolah. Sementara komponen biaya lainnya, yaitu biaya personal, tetap diusahakan sendiri oleh peserta didik atau orang tuanya. "Namun untuk BOS 2012 ini, sudah merambah ke biaya personal sedikit-sedikit," kata Plt. Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud, Suyanto, saat menambahkan penjelasan James tentang sekolah gratis di kesempatan yang sama.
Biaya personal adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pribadi peserta didik, misalnya pembelian seragam, pembelian alat tulis, atau biaya transportasi sehari-hari. Bagi peserta didik dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, bisa menggunakan biaya personal dari sebagian dana BOS. Namun jika masih kurang, Kemdikbud juga memiliki program Bantuan untuk Siswa Miskin (BSM) yang bertujuan untuk mengcover biaya personal.
Selain itu, setelah program wajib belajar sembilan tahun dijalankan, pada 2012 ini Kemdikbud memulai rintisan pendidikan menengah universal, di mana biaya investasi dan operasional sekolah dari SD, SMP, hingga SMA/SMK (12 tahun) ditanggung pemerintah. Diharapkan, program-program tersebut bisa mewujudkan sekolah gratis di Indonesia.

Laju Penduduk Kota Depok Semakin Pesat





Sebagai bagian dari entitas Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur (Jabodetabekpunjur), Kota Depok harus menjalin kerjasama yang baik dengan daerah berbatasan. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing daerah lebih memiliki keterkaitan. Demikian diungkapkan Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II Kementerian PU Bahal Edison Naiborhu dalam Rapat Koordinasi dengan tim Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional di Jakarta (4/1).

Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail saat memaparkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok menjelaskan bahwa secara administratif Kota Depok memiliki luasan 20.029 hektar. Jika dianalogikan, kira-kira 1/3 dari luas DKI Jakarta. Selain itu laju perkembangan penduduk Kota Depok sangat cepat. Saat ditetapkan sebagai sebuah kota pada tahun 1999, jumlah penduduk Depok saat itu berjumlah sekitar 900.000 jiwa. Dua belas tahun kemudian, populasi Kota Depok berkembang menjadi sekitar 1,7 juta jiwa. “perkembangan jumlah penduduk ini diperkirakan mencapai 581 jiwa per hari,” imbuhnya.

Adanya perkembangan penduduk yang pesat di Kota Depok, bila tidak diantisipasi khawatirnya akan menjadi kacau seperti yang dialami Jakarta. Pesatnya perkembangan penduduk ini sebagian besar karena pekerja dari Jakarta yang mencari tempat tinggal di Depok. Terlebih juga didukung oleh harga tanah di Kota Depok yang relatif lebih rendah daripada Jakarta.

Faktor lainnya adalah dominannya sektor perdagangan dan industri pengolahan di Depok. Saat ini di wilayah tersebut terkenal dengan komoditas ikan hias dan belimbing dewa-nya yang banyak diekspor sedangkan pabrik pengolahan yang ada di Depok antara lain TOA, Marjan, pengolahan belimbing dan sebagainya. Namun, jika dilihat dari trend perkembangan beberapa tahun terakhir, sektor perdagangan barang dan jasa memiliki pertumbuhan 30 persen, jauh melebihi industri pengolahan yang menempati posisi ke-dua (12 persen-red). Sehingga rencana tata ruang Kota Depok dirancang untuk mengakomodir dan mengendalikan perkembangan kegiatan perdagangan barang dan jasa, papar Nur Mahmudi.

Pusat pertumbuhan Depok saat ini terkonsentrasi di wilayah Margonda dan Cinere. Perkembangan ini harus segera dikendalikan dengan membangun pusat perkembangan baru atau counter magnet di wilayah barat dan selatan. Dan wilayah ini harus memiliki infrastruktur yang baik. Namun, untuk lahan yang tersedia untuk jalan baru sekitar 4% padahal kebutuhan saat ini mencapai 8%. Karena itu, sistem angkutan umum harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. “Direncanakan nantinya ada pengintegrasian busway dengan DKI Jakarta,” ujarnya.

Kepala Bappeda Propinsi DKI Jakarta Sarwo Handayani mengungkapkan, transportasi umum harus segera ditangani oleh pemerintah kota, jangan seperti Jakarta yang sudah terlanjur dikuasai Jakarta. Yani juga mengingatkan tentang rencana pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta sehingga Kota Depok juga bisa mengantisipasi dengan membuat jalur kereta yang terintegrasi dengan rencana MRT. “Namun, penyelesaian MRT diperkirakan memakan waktu yang cukup lama kurang lebih dua puluh tahun lagi,” tegasnya.

Di akhir kegiatan, Edison mengatakan bahwa berdasarkan masukan dari tim BKPRN dan daerah berbatasan, Raperda RTRW Kota Depok masih memiliki beberapa kekurangan. Karenanya proses perbaikan segera dilakukan untuk mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri PU. Harapannya Raperda ini dapat segera disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda), karena Kota Depok sendirilah yang membutuhkan Perda ini sebagai acuan pembangunan di daerahnya,” tandas Edison.

About LP3I Depok


 

Profil LP3I
Fenomena tidak tertampungnya lulusan pendidikan tinggi, di dunia kerja bukan cerita milik era tahun 2000-an saja. Bila dirunut ke belakang, sebenarnya gejala terebut sudah mulai muncul ke pemukaan sekitar dua puluhan tahun sebelumnya. Semakin hari semakin meresahkan masyarakat yang mengalaminya langsung. Namun hingga menjelang akhir 1980-an, belum ada tanda-tanda pihak yang merasa terpanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut, baik pemerintah maupun swasta.
Atas dasar itulah, maka Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) didirikan pada 29 Maret 1989 yang memiliki prinsip dasar pendidikan Link & Match yaitu Kurikulum Pendidikan yang disesuaikan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan dunia kerja.
Melihat keberhasilan model pendidikan yang dijalankan oleh LP3I, animo masyarakat pun semakin besar. Peserta didik bukan hanya penduduk ibukota saja, bahkan dari beberapa daerah yang cukup jauh. Oleh sebab itulah, LP3I membuka kampus-kampus hampir diseluruh kota-kota besar di Indonesia.
Sedangkan untuk LP3I Depok, pada awalnya bernama Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Nusantara (LP3N), yang merupakan salah satu unit usaha dibawah bendera LP3I group. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha, maka LP3N pada tanggal 27 Februari 2006 berganti nama menjadi LP3I (yang masih dalam satu group dan lebih dahulu berdiri), dengan tujuan agar lebih memperkuat image dan positioningnya sehingga bisa lebih diterima masyarakat Depok.
Dengan jumlah mahasiswa aktif saat ini ± 500 Mahasiswa, Jumlah Karyawan 30 orang, suasana kampus yang nyaman, sarana prasarana dan fasilitas yang mendukung, LP3I Depok siap mengantarkan mahasiswanya untuk menjadi calon-calon professional muda yang memiliki Skill, mental kerja, Attitude yang baik dan handal, sehingga siap bersaing untuk memasuki dunia kerja. Kami sangat bahagia dan bersyukur bisa menjadi bagian kebahagian para orang tua yang kini tersenyum melihat anak-anaknya berhasil mendapat pekerjaan sebelum lulus kuliah.

Visi & Misi

Visi:
Menjadi Lembaga Pendidikan yang terus menerus menyelaraskan kualitas pendidikannya dengan kebutuhan dunia kerja dalam pembentukan Sumber Daya Manusia yang profesional, beriman dan bertaqwa.

Misi:
  1. Mencetak Sumber Daya Manusia yang siap kerja dengan kemampuan yang terampil dan profesional.
  2. Membentuk kepribadian Sumber Daya Manusia yang memiliki jiwa dan kemampuan berwirausaha.
  3. Membentuk Sumber Daya Manusia yang berbudi luhur.
  4. Membangun jaringan kemitraan dengan dunia usaha dan industri serta asosiasi profesi, didalam dan luar negeri.
  5. Memiliki LP3I Networking melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
  6. Menjadi lembaga pendidikan terbaik dengan kualitas berstandar Internasional.
  7. Memiliki Jaringan LP3I di dalam dan luar negeri.
  8. Menjadi lembaga pendidikan yang dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat
Fasilitas
Keserasian dan keharmonisan ruang serta suasana belajar merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Hal ini disadari sepenuhnya dan akan terus ditingkatkan.
  • Ruang Kelas yang nyaman dilengkapi dengan AC pada setiap ruangan.
  • Laboratorium Komputer, dilengkapi dengan komputer seri terbaru, dengan Monitor LCD Wide 18,5″ Screen full color, Memori kapasitas 1,5 GHz dan 2 GHz, Procesor AMD AM2+ 3GHz dan Intel Dual Core 3 GHz dll.
  • Hotspot Internet pada setiap lantai yang dapat di akses dari semua ruangan oleh mahasiswa yang menggunakan Notebook/Laptop maupun BlackBerry.
  • Cyber-Room dengan PC High Speed untuk mahasiswa akses internet.
  • Mushola disiapkan tersendiri dengan ruangan yang nyaman untuk sarana ibadah.
  • Tersedia Kelas Eksekutif bagi para eksekutif dan karyawan perusahaan. Kelas ini juga dapat digunakan untuk kepentingan aktifitas warga kampus.
  • Kantin Kampus dengan berbagai menu, cocok untuk mahasiswa.
  • Kelas dilengkapi dengan OHP, Komputer dan Tape Recorder Serta LCD Projector dengan tujuan untuk mempercepat penyampaian materi pelajaran.
  • Perpustakaan dan Ruang baca disiapkan untuk dapat meningkatkan wawasan peserta didik sesuai dengan program yang diambil.
  • Ruang Tunggu yang nyaman disertai TV Channel International Education.
  • SICES (society of Innovative and Creative English Student) merupakan organisasi peserta peminat Bahasa Inggris.
  • LP3I Computer Club, merupakan kegiatan ektrakurikuler di bidang komputer.
  • LP3I Accounting Club, merupakan kegiatan ektrakurikuler di bidang komputer.
  • LP3I Art Club, merupakan kegiatan ektrakurikuler di bidang Multimedia & Photograpy.
  • Bussiness Students Association , merupakan kegiatan ektrakurikuler di bidang Bisnis & Marketing.
  • Sport LP3I Club, merupakan kegiatan ektrakurikuler di bidang Olah Raga.
  • Listening-Room Central Control untuk mendukung kegiatan belajar Bahasa Inggris.
  • Koperasi BMT QM Sejahtera Mandiri untuk melayani Mahasiswa/Orang tua Mahasiswa dalam tabungan dan simpanan maupun pembiayaan.
  • Tempat Parkir yang luas memberikan kemudahan bagi para warga kampus untuk keamanan kendaraan.
  • Jaringan Alumni yang telah bekerja diberbagai perusahaan terus dibina, sehinggga dapat membantu rekan-rekan yang masih belajar untuk mencari kerja.
  • Sistem e-Students, merupakan pengecekan nilai hasil akhir semester secara Online dengan menggunakan user login & password yang diberikan.Sistem e-Library, merupakan sistem pengecekan katalog buku perpustakaan LP3I Depok secara Online.

Rabu, 25 Juli 2012

Angka Kejahatan Anak di Depok Paling Tinggi

DEPOK - Angka kriminalitas yang melibatkan anak sangat memprihatinkan. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sampai semester pertama tahun 2012 saja, ada 139 anak yang terlibat aksi kejahatan.

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, menilai, angka tersebut mengejutkan dan menakutkan. Pasalnya bukan tidak mungkin angka kejahatan anak meningkat dibandingkan 2011 yang jumlahnya 189.

“Jumlahnya meningkat, kualitas kejahatannya juga meningkat, kasus pencurian, pembunuhan, penculikan. Itu yang dilaporkan, angka yang menakutkan untuk kita, saya sudah sampaikan data itu ke Polda. Ini program dan PR (pekerjaan rumah) polisi dengan masyarakat,” kata dia kepada wartawan, Selasa (24/7/2012).

Yang paling mengejutkan lagi, lanjutnya, angka kejahatan anak tertinggi ada di Depok, Jawa Barat. Itu menjadi ironis karena Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail justru menjadikan Depok sebagai Kota Layak Anak.

“Bekasi tinggi, Depok tertinggi ada 18 persen di wilayah Jabodetabek ini, karena Depok selain kota metropolitan yang baru, banyak mal-mal di jalan mewah, tapi coba lihat di dalam gang, kesenjangan sosial banyak, daerah padat sampai ke kecamatan Sawangan dan Pancoran Mas,” paparnya.

Dia mengusulkan agar Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Polres Depok bisa sampai ke tingkat Polsek. Atau, unit tersebut berdiri sendiri setingkat Kasat di tiap Polres. “Data ini sudah mengerikan jadi perlu ditangani cepat, para anak yang melakukan tindak kejahatan juga harus dipenuhi hak – haknya,” tandasnya.

Penanggulangan Pengangguran dan Perluasan Kerja di Kota Depok

Berdasarkan data sensus Badan Pusat Statistik Kota Depok, total penduduk  Kota Depok  Tahun 2010 mencapai 1.736.565 jiwa. Dari jumlah tersebut, 879.325 orang adalah laki-laki dan 857.240 perempuan
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Depok 2010, peta ketenagakerjaan di Kota Depok, Jumlah angkatan kerja sebanyak 730.924 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 449.564 laki-laki dan 281.360 perempuan. Sedangkan jumlah orang yang bekerja sesuai dengan data Disnakersos adalah sejumlah 657.050 orang. Yang terdiri dari 413.935 laki-laki dan 243.115 perempuan. Jadi jumlah pengangguran di Kota Depok sebanyak 73.874 orang, terdiri dari 35.629 laki-laki dan 38.425 perempuan. Demikian disampaikan Catur Sri Astuti Kepala Bidang Pelatihan, Produktifitas & Penempatan Disnakersos Pemkot Depok di ruang kerjanya, Rabu (9/2).
Menurutnya, penyebab pengangguran dipengaruhi beberapa faktor, antara lain, pertama, jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Kedua, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Ketiga,  kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Keempat, perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor.
Catur begitu sapaannya mengatakan, setiap tahun angka pengangguran di Kota Depok terus merambat naik yang didominasi oleh penganggur usia muda, berpendidikan rendah, penganggur wanita dan sebagian penganggur terdidik. Tentang data ini, dia mengakui pihak dinas belum mempunyai data secara lengkap.
Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi, lanjutnya, menyebabkan, pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Menurut Catur, Disnakersos telah melakukan upaya langkah-langkah dalam menanggulangi masalah pengangguran tersebut. Yang mana dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Pertama Peningkatan Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan. Tujuannya adalah membangun sistem peningkatan kualitas tenaga kerja, meningkatkan kualitas pelayanan di Bidang Pelatihan,Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga Pelatihan Kerja Swasta, Perguruan Tinggi. Serta mendorong peranan masyarakat luas di bidang Ketenagakerjaan meliputi pelatihan, penempatan dan produktivitas tenaga kerja
Kedua membuka Peluang Kerja dan Penempatan, yaitu dengan Penempatan Tenaga Kerja Formal melalui Bursa Kerja ( Bursa Kerja di Dinas, Bursa kerja On line, Job Fair ). Perluasan kerja melalui pengembangan tenaga kerja informal yaitu Pelatihan Kewirausahaan ( Olahan Makanan/kue, Servis AC/HP, Servis motor dan perbengkelan, pelatihan kompetensi jurusan elektronik, dan lain-lain ),  Padat Karya, Penerapan Teknologi  Tepat Guna dan Tenaga Kerja Mandiri. Dan melalui program Transmigrasi, yakni Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Perbantuan (TSP) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM).
Catur menilai, masalah pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu sampai ke hilir.
Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi. Untuk itu, diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja oleh semua pihak serta dituntut pula sebuah kesadaran yang tinggi bagi masyarakatnya.

Depok Pengguna Internet Ke 3 Tertinggi Setelah SBY



 
 
     
 
 
  Depok,Radar Online
Data Diskominfo menyebutkan, bahwa pengguna internet di Kota Depok saat ini sudah mencapai 50 persen atau kota tertinggi ke-3 setelah Surabaya dan Malang, sebagai Kota yang penduduknya menggunakan internet paling banyak di Indonesia. Sedangkan pengguna telepon genggam di Depok mencapai 4 juta buah dengan penduduk Kota Depok sebanyak 1,8 juta, artinya sebagian besar penduduk Depok mempunyai telepon genggam lebih dari satu buah.

Dari sana lah, kemudian pemerintah Kota Depok melalui Diskominfo berani mencanangkan diri menjadikan Depok sebagai Cyber City dengan menggandeng salah satu Universitas swasta yang ada di Depok untuk mengembangkan cyber city berbasis komunitas.

Diskominfo berani menganggarkan biaya yang cukup besar untuk pembangunan infrastruktur yaitu memasang jaringan wifi atau hotspot secara bertahap yang akan men-cover seluruh wilayah Kota Depok, dimulai dari lingkungan Pemerintah, yaitu di balaikota, kantor Kecamatan dan Kelurahan.

Untuk lingkungan Balaikota dan 11 kantor Kecamatan, dianggarkan untuk dilaksanakan tahun 2012, sedangkan instalasi hotspot untuk 63 kantor Kelurahan se Kota Depok, rencananya dianggarkan tahun 2013. (Asep Nasrudin)

Peran Media Dalam Pembangunan Kota Depok



Pememerintah mempunyai peranan penting untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat baik ekonomi, sosial, budaya, sedangkan pengusaha sebagai pelaku usaha yang akan menghasilkan barang dan jasa untuk kehidupan masyarakat.
Dalam penggunaan anggaran, tentunya pemerintah berupaya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya keuangan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, misalnya untuk membangun jalan yang menghubungkan sentra-sentra ekonomi masyarakat, membangun sekolah untuk kecerdasan rakyatnya,membangun jembatan untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil, membantu mengembangkan perekonomian rakyat, dan sebagainya.
Untuk membangun berbagai sarana dan prasarana tersebut, diperlukan sumber daya baik keuangan, SDM, material. Disinilah pemerintah membutuhkan pengusaha. Karena dari merekalah sumber daya keuangan akan mengalir kepada pemerintah, berupa pajak maupun restribusi, yang akan menjadi sumber dana bagi pembangunan. Semakin besar dan semakin banyak pelaku usaha akan semakin besar pula sumber dana pembangunan akan didapat.
Demikian beberapa point hasil diskusi dan seminar yang di gagas oleh Paguyuban Wartawan Kota Kembang, Depok, terkait peran serta media dalam membangun Kota Depok. Acara yang digelar di aula Sekar Peni,jl.Siliwangi, Depok berjalan sukses, selain para pembicara dari unsur DPRD Kota Depok, Intsansi terkait juga menghadirkan nara sumber dari Bapenas RI dan Depdagri. Kalngan aktivis dan awak media turut meramaikan acara tersebut.
Menurut ketua Panitia yang biasa disapa Heri Asongan, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kemitraan dan wujud peran serta awak media untuk ikut memberikan konstribusi bagi Kota Depok.
“Depok bukan milik Pemerintah Kota, tetapi kami sebagai awak media juga ikut merasa memilikinya,” tegas lelaki yang selama ini malang melintang dalam dunia aktivis.
Masing-masing narasumber melalui pemamparanya dengan gamblang menguraian bahwa, pemerintah hendaknya menggunakan sumber daya yang diamanahkan kepadanya untuk sebesar-besar kamakmuran rakyat. Pengusaha sebagai pelaku usaha hendaknya senantiasa berlaku jujur untuk membayar pajaknya kepada pemerintah. Masyarakat dalam hal ini yang diwakili oleh ‘media’ senantiasa bersikap independen terhadap pemerintah, agar apa yang diungkapkannya betul-betul netral dan tidak terikat oleh kepentingan apapun.
Selanjutnya dalam konteks penggalian pajak daerah, dapat dikemukakan berbagai hal sebegai berikut, perlunya upaya yang bertahap untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak bagi pembangunan Kota Depok. Pemerintah senantiasa membangun dan mempromosikan sentra-sentra ekonomi agar pelaku usaha semakin meningkat baik kuantitas maupun kualitas serta mempermudah prosedur perijinan usaha.
“Sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya peranan pajak bagi pembangunan. Koordinasi yang intensif dengan institusi terkait seperti Distarkim, BPMP2T, Dinas BMSDA, Satpol PP termasuk camat dan lurah. Perbaikan sistem pengelolaan pajak secara computerized dan pemeriksaan/audit pajak kepada pengusaha wajib pajak,” pungkasnya. (ratman/rat)

Angka Kelulusan UN SMA/MA 2012 Capai 99,50 Persen


AGUS IBNUDIN/”PRLM”
AGUS IBNUDIN/”PRLM”
MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh ketika memaparkan hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK 2012 di Graha Utama Gedung A Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (24/5).*
JAKARTA, (PRLM).- Angka kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) pada Ujian Nasional (UN) 2012 mencapai 99,50 persen. Sementara itu, angka kelulusan siswa pada UN jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencapai 99,72 persen.
Demikian terungkap pada paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dalam acara bertajuk “Editor Meeeting” dan jumpa pers mengenai hasil UN 2012, bertempat di Graha Utama Gedung A Kemdikbud Senayan, Jakarta, Kamis (24/5/12).
“Pengumuman kelulusan ujian SMA/MA/SMK ini akan dilakukan pada Sabtu, 26 Mei 2012,” ujar Nuh yang didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dia menuturkan, tingkat kelulusan tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
Dalam paparannya, Nuh mengatakan, pada UN SMA/MA, dari 1.524.704 peserta, yang lulus sebanyak 1.517.125 siswa (99,50 persen). Sedangkan, yang tidak lulus sebanyak 7.579 siswa (0,50 persen). Sementara, pada tahun lalu (2011), angka kelulusan UN SMA/MA sebanyak 99,22 persen, yaitu sebanyak 1.450.498 siswa dari total jumlah peserta ujian sebanyak 1.461.941 siswa. Waktu itu, jumlah yag tidak lulus sebanyak 11.443 siswa (0,78 persen).
Pada UN SMK 2012, jumlah yang lulus sebanyak 1.036.478 siswa (99,72 persen) dari jumlah peserta sebanyak 1.039.403 siswa. Jumlah yang tidak lulus sebanyak 2.925 siswa (0,28 persen).
Sementara, pada tahun lalu (2011), angka kelulusan UN SMK mencapai 99,51 persen, yaitu 938.043 siswa dari jumlah peserta sebanyak 942.098 siswa. Ketika itu, yang tidak lulus sebanyak 4.055 siswa (0,49 persen)

Kegiatan PSPL mahasiswa lp3i Depok

 
Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Masa Orientasi Mahasiswa di LP3i Depok. Mungkin saja, jarang ditemukan pada perguruan tinggi lain menyangkut kegiatan rutin tahunan setiap menyambut kedatangan mahasiswa baru, bahkan ada di beberapa perguruan tinggi lainnya yang sudah menghilangkan tradisi ini, ada juga yang masih sangat kental dengan tradisi tersebut. Di Lp3i Depok, kegiatan disini namanya Pengenalan Sistem Pendidikan lingkungan (PSPL).
Kegiatan PSPL LP3i Depok yang diadakan 20-21 September 2010, berbeda dengan Ospek yang dilaksanakan perguruan tinggi pada umumnya. Jauh sebelum hari H acara tersebut para mahasiswa baru (MABA) sudah disibukkan dengan berbagai macam acara baik acara tersebut dari pihak panitia PSPL maupun manajemen LP3i, tujuannya agar pada saat ospek atau perkuliahan dimulai para mahasiswa baru sudah saling mengenal teman-temannya satu sama lain juga para senior maupun elemen-elemen dalam LP3i, semua kegiatannya dibuat have fun sehingga tidak ada kata boaring. Di sini, peserta tidak diminta menggunakan atribut yang biasa digunakan dalam ospek. Seperti, mengenakan ikat rambut unik, kaos kaki beda warna, maupun atribut ganjil pada umumnya. Hanya saja panitia memiliki peraturan tersendiri untuk para mahasiswa baru. “Peraturan yang kami buat mulai dari pakaian sampai atribut yang sewajarnya itu merupakan proses pengenalan LP3i itu sendiri, akan tetapi disamping itu tetap ada nilai bagi mahasiswa baru yaitu disiplin dan taat peraturan. PSPL membentuk mahasiswa baru lebih siap untuk mempersiapkan diri dalam hal kepemimpinan dan peduli terhadap alam (Global warming),” tutur Firmansyah, ketua PSPL LP3i Depok.
Himpunan Mahasiswa (HIMA) LP3i Depok, kata firman, dalam PSPL ini lebih mengedepankan sikap yang rapih, taat peraturan dan disiplin. Panitia tidak mempraktekkan tindak kekerasan fisik yang biasa terjadi pada ospek, karena yang perlu kita ketahui, bahwa dalam menanamkan sikap disiplin, taat peraturan, dsb dapat dilakukan dengan cara ketegasan bukan dengan kekerasan. Sebaliknya, acara ini dikemas semacam kegiatan training dan seminar. Peserta lebih banyak menerima materi tentang bagaimana proses kuliah, pemberian motivasi, pengetahuan organisasi, kepemimpinan, perkenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dsb.
Selain itu, untuk meningkatkan rasa jiwa sosial dan pengabdian masyarakat, setiap peserta diwajibkan membawa minimal satu buku fiksi atau non fiksi. Buku-buku tersebut, sesudah terkumpul akan disumbanngkan ke sebuah yayasan sekolah yang kebetulan berada disekitar wilayah depok, maupun masyarakat yang membutuhkan. Ini bertujuan agar mahasiswa terbiasa untuk memberi, bukan meminta bantuan.
HIMA LP3i Depok ingin mengubah pandangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mengenai kegiatan pengenalan mahasiswa baru yang cenderung menakutkan dan senioritas tinggi. Atau bahkan sering mengandung tindak kekerasan. “Di LP3i Depok, tidak menjunjung senioritas, hanya bahasa panggilan saja,” tambahnya. “LP3i Depok ingin menciptakan pemuda-pemudi atau kader-kader yang berprofesional bukan untuk menjadi kenteng pasar,” tutur Aditiyas, ketua HIMA LP3i Depok.
Para panitia ingin membuat mahasiswa baru tidak takut senior, tapi harus menghormati senior dan elemen-elemen yang terdapat di dalam LP3i Depok. Jika rasa saling menghormati ini terdapat dalam lingkungan pendidikan, alangkah indahnya suasana yang akan terjadi.
Dalam kegiatan PSPL ini, peserta lebih banyak berinteraksi aktif kegiatan diskusi dengan civitas academika. Sebagai mahasiswa, mereka harus mampu berpikir kreatif, visioner, berjiwa sosial, memiliki jiwa kepemimpinan, serta rasa cinta Tanah Air tinggi. Diharapkan mahasiswa menjadi penerus bangsa, menjadi pribadi unggul dalam segala bidang.
Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan proses pembelajaran dalam berbagai aspek. Tidak hanya dicapai melalui proses perkuliahan ataupun kegiatan akademik, tetapi juga dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan nonakademik. Kebanyakan mahasiswa sekarang cenderung sangat studi oriented. Tidak mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa dengan alasan ingin mendapat nilai baik dan cepat lulus, padahal dalam kegiatan mahasiswa tersebut dapat membentuk kepribadian dan karakter pada diri kita, bagaimana caranya berinteraksi dengan teman-teman yang lainnya, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, dsb.
Kenyataan di LP3i Depok, mahasiswa yang berprestasi adalah mereka yang tidak hanya kuliah saja. Namun, juga mengikuti organisasi. Jangan berfikir sukses untuk diri sendiri. Berfikirlah sukses untuk membahagiakan orang banyak. “Jangan menjadi mahasiswa ‘kupu-kupu’ (kuliah pulang kuliah pulang). Tapi, jadilah mahasiswa ‘kura-kura’ (kuliah rapat kuliah rapat) tetapi rapat yang sesuai prosedur, yang penting loyal, partisipasi, aksi.” tegas Aditiyas.
Mahasiswa adalah pemuda. Dalam setiap kebangkitan peradaban dimanapun di dunia ini, pemudalah rahasianya. Seperti pendapat yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna, “Iman, ikhlas, semangat dan amal, merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda. Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertakwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri pemuda.”

Jenjang karir LP3I


Berikut Jenjang Pendidikan di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok
Alur Gambar :

  • Usia rata-rata masuk ke Perguruan Tinggi yaitu usia 18 tahun
  • Selama semester 1 sampai dengan semester 4 adanya pembekalan Praktek 80%
  • Selama semester 1 sampai dengan semester 4 wajib menguasai Komputer dan Bahasa Inggris (minimal pasif)
  • Di Semester 4, wajib mengikuti Pelatihan dunia kerja, Psikotes Kerja dan Seminar/Workshop
  • Di Semester 5 , penempatan kerja mahasiswa/i ke relasi perusahaan Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok
  • Selama Semester 5 dan 6, jadwal kuliah yaitu hari Sabtu sore dan Minggu. Sehingga tidak mengganggu waktu kerja
  • Di usia 21 tahun LULUS di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok dengan gelar Alimadiya (Amd) plus Pengalaman Kerja 1 tahun
  • Untuk meningkatkan karir di dunia kerja, Lulusan Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok dapat melanjutkan kuliah ke jenjang Sarjana (S1) secara konversi di LP3I Group atau Perguruan Tinggi Swasta lainnya
  • Bagi yang melanjutkan ke jenjang Sarjana (S1) waktu kuliah yaitu Kelas Malam atau Kelas Ekstension Minggu
  • LULUS di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok di usia 21 dan melanjutkan ke jenjang Sarjana (S1) maka di usia 22 tahun sudah LULUS Sarjana (S1) plus Pengalaman Kerja 2 tahun
  • Menurut anda perusahaan lebih memilih yang mana LULUS Sarjana (S1) belum memiliki pengalaman kerja atau LULUS Sarjana (S1) dengan pengalaman kerja 2 tahun....???
  • Kuliah di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok. Kuliah plus Penempatan Kerja